Pelatihan Pengolahan Jamur Tiram dalam Rangka Memberikan Nilai Tambah Hasil Budidaya di Kampung Sayur Cempako
DOI:
https://doi.org/10.35960/pimas.v2i2.1035Keywords:
pengolahan jamur tiram, nilai tambah, budidayaAbstract
Kampung Sayur Cempako didirikan berawal dari kepedulian Bapak Rudi Harsam terhadap lingkungan. Dengan memanfaatkan lahan kosong tempat pembuangan sampah, Bapak Rudi Harsam memulai bercocok tanam dengan menggunakan metode hidroponik. Upaya tersebut kemudian mendapatkan apresiasi dari warga sekitar di Gang Berdikari yang turut serta menanam sayur dengan metode serupa. Jamur tiram merupakan salah satu hasil budidaya dari warga di Kampung Sayur Cempako. Untuk memberikan nilai tambah dari hasil budidaya jamur tiram tersebut, diperlukan pelatihan pengolahan jamur tiram. Produk olahan yang dihasilkan berupa jamur crispy yang dapat dijadikan alternatif cemilan lezat dan bergizi untuk masyarakat. Pelatihan pengolahan jamur tiram ini melibatkan Ibu-Ibu warga Kampung Sayur Cempako. Selain diberikan materi mengenai cara mengelola jamur tiram menjadi cemilan, mereka juga diberikan materi cara mengemas produk dengan baik agar tidak cepat rusak dan lebih menarik saat dipasarkan.
References
Budiasih, N., Ambarawati, I., & Astiti, N. S. (2014). Strategi Pemasaran Produk Olahan Jamur Tiram pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Spora Bali. Jurnal Manajemen Agribisnis, 114-130.
Djarijah, N. M., & Djarijah, A. S. (2001). Budidaya Jamur Tiram : Pembibitan Pemeliharaan dan Pengendalian Hama-Penyakit. Yogyakarta: Kanisius.
Kristiana, Y., & M, S. T. (2016). Strategi Upaya Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Agrowisata Berbasis Masyarakat Kampung Domba Terpadu Juhut, Provinsi Banten. Jurnal Ilmiah Widya , 166-172.
Lisa, M., Lutfi, M., & Susilo, B. (2015). Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan terhadap Mutu Tepung Jamur Tiram Putih (Plaerotus ostreatus). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 270-279.
Listiawati, Surani, D., & Sopiyah. (2021). Pelatihan Inovasi Produk Jamur Tiram Di Desa Gelam Kecamatan Cipocok Jaya. Jurnal Abdimas Bina Bangsa, 74-79.
Nugroho, W., & Sugiarti, R. (2018). Analisis Potensi Wisata Kampung Sayur Organik Ngemplak Sutan Mojosongo Berdasarkan Komponen Pariwisata 6A. Cakra Wisata: Jurnal Pariwisata dan Budaya, 35-40.
Panda, A., Dirgantara, M., & Haryono, A. (2021). Pelatihan Pengolahan Jamur Tiram untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pendapatan Petani Jamur di Desa Tanjung Sangalang. Agrokreatif , 7-12.
Rahman, T. A., Sutarto, & Wibowo, A. (2018). Pengembangan Kampung Sayur Organik di Ngemplak Sutan, Mojosongo, Jebres, Surakarta. SEPA Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 8-17.
Ratnaningtyas, N. I., Ekowati, N., Bhagawati, D., & Lestari, S. (2020). Implementasi Hasil Pelatihan Perawatan dan Pengelolaan Pasca Panen Jamur Tiram Putih. COMSEP: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 68-77.
Sagaf, M., Setiyowati, D., Kusumodestoni, R., & Hidayat, S. (2022). Pengembangan Usaha Jamur Tiram Melalui Diversifikasi Produk Jamur Crispy di Batealit Jepara. Abdimas Universal, 218-224.
Sihgiyanti, V. J. (2016). Evaluasi Implementasi Program Urban Farming Oleh Dinas Pertanian Di Kota Surabaya. Kebijakan dan Manajemen Publik, 264-272.
Tjokrokusumo, D., Widyastuti, N., & Giarni, R. (2015). Diversifikasi Produk Olahan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) sebagai Makanan Sehat. Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, (pp. 2016-2020). Jakarta.
Triono, E. (2020). Budidaya Jamur Tiram dan Pengolahannya Sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Kreatif Desa Kaulon. Jurnal Karinov, 64-68.
Wahyudi, M. I., Tripama, B., Prayuginingsih, H., & Warisaji, T. T. (2021). Diversifikasi Produk Olahan Jamur Tiram untuk Menunjang Perekonomian Masyarakat di Kabupaten Jember. Agrokreatif, 13-21.
