Edukasi Penggunaan Obat dan Perawatan Luka Pasca Khitanan Massal di Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

Authors

  • Ferina Septiani Damanik Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah, Medan, Indonesia
  • Sri Wahyuni Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah, Medan, Indonesia
  • Cut Intan Annisa Puteri Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah, Medan, Indonesia
  • Kiki Rawitri Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah, Medan, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.35960/pimas.v4i4.1917

Keywords:

edukasi kesehatan, khitan, penggunaan obat, perawatan luka, pengabdian masyarakat

Abstract

Khitan merupakan prosedur bedah minor yang umum dilakukan sebagai bagian dari tradisi agama dan budaya di Indonesia. Namun, praktik ini tetap memiliki risiko komplikasi, terutama apabila perawatan luka pasca-prosedur tidak dilakukan dengan benar. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua atau wali dalam penggunaan obat dan perawatan luka pasca-khitan pada kegiatan khitanan massal di Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Metode pelaksanaan meliputi pemberian paket obat-obatan, penyuluhan, serta demonstrasi praktik perawatan luka kepada 30 peserta khitan dan orang tua pendamping. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mayoritas peserta berusia 8–10 tahun, sehingga peran orang tua menjadi krusial dalam mendukung penyembuhan luka. Edukasi yang diberikan berhasil meningkatkan pemahaman orang tua mengenai dosis dan cara penggunaan obat, teknik pembersihan luka, prinsip asepsis, serta tanda-tanda infeksi yang harus diwaspadai. Evaluasi lisan menunjukkan adanya peningkatan rasa percaya diri orang tua dalam melakukan perawatan luka di rumah. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model edukasi yang efektif untuk diterapkan pada kegiatan khitanan massal di komunitas lainnya guna meminimalkan risiko komplikasi pasca-khitan.

 

References

Arimbawa, P. E., Adi Purwa Hita, I. P. G., & Wardhana, Z. F. (2021). Health belief model and the understanding of rational use of medicines. International Journal of Public Health Science (IJPHS), 10(2), 411. https://doi.org/10.11591/ijphs.v10i2.20737

Asa, G. A., Fauk, N. K., & Ward, P. R. (2023). Traditional male circumcision and the risk for HIV transmission among men: a systematic review. BMJ Open, 13(5), e072118. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2023-072118

Budi Deskianditya, R., Kusumawati, A., Handoyo Sakti, Y. B., Faisa Adiyanti, N., & Diva Wulandari, S. (2021). Komplikasi Nyeri dan Perdarahan Pasca Sirkumsisi Metode Klem. Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal, 10(2), 77. https://doi.org/10.33474/jki.v10i2.13828

Chyi, L. S., & San, N. S. (2022). Review of the prescribing pattern in post circumcision in Hospital Kanowit: retrospective cross sectional study. Sarawak Journal of Pharmacy, 2(1), 63–78.

Gologram, M., Margolin, R., & Lomiguen, C. M. (2022). Need for Increased Awareness of International Male Circumcision Variations and Associated Complications: A Contemporary Review. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.24507

Husna, P. H., & Widiyanto, R. (2020). Effectiveness Of Health Education About Wound Healing Process To Knowledge Levels In Post-Circumsition Family In Sukoharjo District. Jurnal Keperawatan GSH, 9(1), 19–23.

Isnaeni, I., Fauzi, A., Mulyanto, T., & Khamid, A. (2023). Edukasi Perawatan Luka Post Circumsisi. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 6(1), 150–156. https://doi.org/10.33024/jkpm.v6i1.8074

Kafalah, U. K., & Adnan, M. L. (2024). Comparison of the use of non-antibiotic drugs with antibiotics in postoperative circumcision wound healing: a systematic review. European Journal of Translational and Clinical Medicine, 7(1), 79–86. https://doi.org/10.31373/ejtcm/189242

Kardiatun, T., Surtikanti, S., Fitrian R., W., Ariyanti, S., & Fadila, Y. (2023). Family Health Promotion: Perawatan Luka Pascakhitan, Metode Konvensional yang Optimal di Wilayah Pontianak Selatan. Abdimas Universal, 5(1), 49–54. https://doi.org/10.36277/abdimasuniversal.v5i1.275

Labban, M., Menhem, Z., Bandali, T., Hneiny, L., & Zaghal, A. (2021). Pain control in neonatal male circumcision: A best evidence review. Journal of Pediatric Urology, 17(1), 3–8. https://doi.org/10.1016/j.jpurol.2020.09.017

Maison, P., Yahaya, I., Appiah, K., Ekor, O., Apraku, C., & Egyir, E. (2023). Circumcision practice among trained circumcisers in Ghana. African Urology, 3(1), 35–38. https://doi.org/10.36303/AUJ.0033

Ouattara, A., Paré, A.-K., Yé, D., Sherazi, A., Simporé, M., Rouamba, M., Kaboré, A. F., & Kambou, T. (2023). Complications of non-medical assisted circumcision in Burkina Faso. Clinical presentation, management, and outcomes - about 23 cases and literature review. Archivio Italiano Di Urologia e Andrologia. https://doi.org/10.4081/aiua.2023.11494

Pasaribu, D. A., Sembiring, E., & Hutahaean, M. (2024). Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Perawatan Luka Sirkumsisi pada Anak Usia Sekolah 10 – 12 Tahun. Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA, 10(2), 246–253. https://doi.org/10.52943/jikeperawatan.v10i2.1591

Vermund, S. H. (2022). Voluntary Medical Male Circumcision to Reduce HIV Acquisition and Transmission. Current HIV/AIDS Reports, 19(6), 471–473. https://doi.org/10.1007/s11904-022-00631-z

Wahyudi, I., Raharja, P. A. R., Situmorang, G. R., & Rodjani, A. (2023). Circumcision reduces urinary tract infection in children with antenatal hydronephrosis: Systematic review and meta-analysis. Journal of Pediatric Urology, 19(1), 66–74. https://doi.org/10.1016/j.jpurol.2022.10.029

Downloads

Published

2025-11-10

How to Cite

Damanik, F. S., Sri Wahyuni, Cut Intan Annisa Puteri, & Kiki Rawitri. (2025). Edukasi Penggunaan Obat dan Perawatan Luka Pasca Khitanan Massal di Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang . Jurnal Pengabdian Masyarakat - PIMAS, 4(4), 299–305. https://doi.org/10.35960/pimas.v4i4.1917